Rabu, 12 November 2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, saya panjatkan puji syukur
kehadirat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Karena karunianyalah, saya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan tema “Komunikasi Interpersonal
atau Konseling”. Dengan judul makalah “Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Proses
KIP/K”. Makalah ini berisi tentang penjelasan memahami diri, pengetahuan,
keterampilan sikap yang dimiliki konselor, dan pengaruh pemahaman diri terhadap
KIP. Makalah ini kita susun dengan mengumpulkan materi berdasarkan sumber
internet dengan buku-buku yang sebagai penunjang utama. Makalah ini saya
lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang dan
tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan penjabaran dari 3
subbab yang saya bahas dalam makalah ini. Penutup yang berisi tentang
kesimpulan yang menjelaskan secara singkat isi dari makalah saya. Makalah ini
juga kami lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan
sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah
ini akan saya terima dengan senang hati.
Akhir kata semoga keberadaan makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun
yang membaca.
Palembang, November 2014
Penyusun
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi interpersonal adalah
interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat dua arah, baik secara
verbal dan nonverbal, dengan saling berbagai informasi dan perasaan antara
individu dengan individu atau antara individu dalam kelompok kecil. Dalam komunikasi
interpersonal, setiap partisipan menggunakan semua elemen dari proses komunikasi.
Sedangkan, konseling sendiri adalah suatu
proses pemberian informasi objektif dan lengkap, yang dilakukan oleh
seorang ahli ( konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (konseli), dilakukan secara
sistematik dengan panduan komunikasi interpersoinal, teknik bimbingan dan
penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
kondisinya saat ini. Masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar
atau upaya mengatasi masaslah tersebut.
1.2 Permasalahan
Kurangnya kejelasan tentang memahami diri terhadap proses KIP/K.
Kurang pemahaman dalam pengetahuan, ketrampilan sikap, yang
harus dimiliki seorang konsulat yaitu bidan.
Kurangnya pengetahuan tentang pengaruh pemahaman diri terhadap
proses KIP/K.
1.3 Tujuan
Menjelaskan tentang konsep memahami diri sendiri dalam proses
KIP/K.
Menerangkan pengetahuan tentang pengaruh pemahaman diri terhadap
proses KIP/K.
Menjelaskan pemahaman dalam pengetahuan, ketrampilan sikap, yang
harus dimiliki seorang konsulat yaitu bidan.
2. PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Proses
KIP/K
2.1.1 Memahami diri sendiri
Memahami diri bertujuan untuk mengetahui dan
mengenal siapakah diri kita, apakah persepsi orang lain terhadap diri kita sama
atau tidak. Misal mungkin anda merasa ramah, namun menurut orang lain anda
judes dan lain- lain. Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang siapa aku,
aku kelemahanku, bagaimana perasaanku, apa keinginanku dansebagainya. Kita
perlu memahami diri kita agar apa yang menjadi potensi dari dalam diri kita
pertahankan atau bahkan kita tingkatkan dan apa yang menjadi kelemahan dan
kekurangan kita bisa kita rubah atau kita tutupi, agar menjadi lebih baik,
sehingga hal ini akan mengantar kita kearah kesuksesan.
2.1.2 Pengetahuan, keterampilan, sikap yang
dimiliki konselor
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga aspek
yaitu aspek kogniktif, aspek psikomotor dan aspek afektif ( perasaan, sifat,
sikap ).
Pengetahuan yang harus dimiliki Bidan tidak
hanya pengetahuan kebidanan saja tapi dalam semua bidang ilmu. Antara lain pengetahuan
tentang psikologis, kesehatan reproduksi, kebidanan dan kandungan, keluarga
berencana, kesehatan neonatus, bayi dan balita, ilmu sosial budaya, pengetahuan
tentang hubungan antar manusia, komunikasi interpersonal, pengetahuan tentang
konseling dan sebagainya.
Keterampilan yang perlu dimiliki Bidan
tentunya semua keterampilan yang sesuai dengan kompetensi Bidan yaitu ada
sembilan kompetensi Bidan. Dalam komunikasi dan konseling keterampilan yang
harus dapat dikuasai Bidan adalah keterampilan dalam melakukan komunikasi
antara lain : terampil dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi klien,
terampil dalam melakukan komunikasi interpersonal, terampil dalam menggunakan
alat bantu visual untuk pemberian informasi, terampil dalam mengatasi masalah genting
yang dihadapi klien, terampil membantu klien mengambil keptusan dan sebagainya.
Adapun sikap yang sebaiknya dimiliki
bidan adalah mempunyai motivasi yang tinggi untuk membantu orang lain, bersikap
ramah, sopan santun, menerima klien apa adanya, empati terhadap klien membantu
dengan ikhlas, terbuka terhadap pendapat orang lain.
Menurut Carl Rogers agar konseling efektif ada 3 kualitas diri (
sikap ) yang sebaiknya dimiliki oleh konselor yaitu :
a.
Empati : memandang dengan kerangkah pikir klien, berusaha
memahami dan berpikir bersama klien.
b.
Otentik : konselor tahu perasaannya sendiri, memahami diri
sendiri, yang dialami dan dirasakan selaras, tidak berpura – pura.
c.
Unconditional Positif Regart atau Acceptance : menerima klien
apaa adanya, tanpa syarat, menghargai dan menghormati.
Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas
sebagai komunikator maupun konselor dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu :
Ø Pengetahuan (Kognitif),
meliputi pengetahuan tentang : Kesehatan, Ilmu kebidanan dan kandungan; Masalah
yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca; Persalinan dan upaya
pencegahan serta penatalaksanaanya; Keyakinan akan adat isitiadat, norma
tertentu; Hubungan antar manusia; dan Psikologi
Ø Ketrampilan (Psikomotorik),
meliputi keterampilan dalam : Membantu proses persalinan dan berbagai masalah
kesehatan; Menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien; Menggunakan alat
bantu visual untuk membantu pemberian informasi kepada klien; Mengatasi situasi
genting yang dihadapi klien; dan Membuat keputusan
Ø Sikap (Afektif),
antara lain : Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain; Bersikap
ramah, sopan , dan santun; Menerima klien apa adanya; Berempati terhadap klien;
Membantu dengan tulus; Terbuka terhadap pendapat orang lain.
2.1.3 Pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K
Pentingnya pemahaman diri adalah karena Bidan
bekerja dengan melibatkan banyak aspek, orang dan kondisi. Bidan perlu memahami
bahwa setiap orang mempunyai bio- psiko-sosial-spritual yang berbeda. Sehingga
perlu pemahaman diri untuk menghadapi orang dengan berbagai karakteristik.
Bidan harus mampu memahami untuk bisa menghadapi kecemasan, kemarahan,
kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus
mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan.
Bayangkan apabila Bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa
mengendalikan diri, misalnya Bidan yang mudah marah, maka apabila dia
mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang
dialaminya, maka Bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga
pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Bidan harus
mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari
hal – hal yang tidak diinginkan.
Bayangkan apabila bidan sendiri tidak memahami
dirinya, dia tida tahu kelemahannya, dan tidak bisa mengendalikan diri,
misalkan bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang
memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka bidan tidak akan
mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga
memperkeruh suasana. Lain halnya jika bidan tersebut sudah memahami bahwa
dirinya mudah marah, maka dia akan berusaha untuk meredam kemarahannya dan
pendapat klien akan di sikapi sebagai tukar pendapat semata. Bidan yang kurang
memahami diri sendiri kemungkinan akan sulit memahami apa yang di alami klien,
sehingga bidan tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik, karena ada sikap
tidak bisa menerima klien apa adanya.
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar: