Selasa, 22 Desember 2015

EVIDENCE BASED PADA MASA NIFAS

EVIDENCE BASED PADA MASA NIFAS
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :
1.      Winda Elvia                         NPM   14.15402.12.26
2.      Icha Masrira                        NPM   14.15402.12.27
3.      Diah Dewi Asih                   NPM   14.15402.12.28
4.      Lucy Apriani                       NPM   14.15402.12.29
5.      Poppy Sawitri                     NPM   14.15402.12.30
6.      Ridho Affelita                      NPM   14.15402.12.31
7.      Desi Puspita Sari                 NPM   14.15402.12.32
8.      Riska Umami                      NPM   14.15402.12.33
9.      Ayu Restu Kinanti               NPM   14.15402.12.34
10.  Puja Lestari                        NPM   14.15402.12.35
11.  Mirna                                 NPM   14.15402.12.36
12.  Indah Sari                          NPM   14.15402.12.37

PROGRAM STUDI KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2015



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Eviden Based” ini dengan lancar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikannya makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang  jauh  lebih baik.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai masa nifas dan eviden based, khususnya bagi penulis.

           
                                                                                    Palembang, Desember 2015

                       

Penulis








                                                                            




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
PENDAHULUAN   
1.1    Latar Belakang…………………………………………………………..………..1
1.2    TujuanPenulisan ………………..............……………………………………......1
1.3    Manfaat……………………………………………………………….…………..2

PEMBAHASAN
2.1         Masa Nifas………………………………………………………………………3
2.2         Evidenbce Based………………………………………………………………..4

PENUTUP
3.1  Kesimpulan……………………………………………..………………..……... 10
3.2  Saran…………………………………………………………..……………. …..10
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalianan, dan kala nifas sertapemerian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi dalam keadaan normal.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia, merupakan Negara yang angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan segera untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.
EBM didirikan Oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat professional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorietasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003.  Itu dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi.

1.2              Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui lebih jelas tentang konsep nifas.
2.      Untuk mengetahui Informasi Eviden Based pada masa nifas.


1.3              Manfaat Penulisan
1.      Mahasiswa mampu memahami konsep pada ibu nifas dan mengaplikasikannya.
2.      Mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan tentang evidence based pada masa nifas























BAB II
PEMBAHASAN

2.1     MASA NIFAS
2.1.1  Pengertian Masa Nifas
       Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali sepeti keaadaan semula( sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
       Selama masa pemulihan tersebut    berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.

2.1.2  Tujuan Asuhan Masa Nifas
          Asuhan yang diberikan  kepada ibu nifas bertujuan untuk:
·         Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu.
·         Pencegahan diagnosa
·         Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana perlu
·         Medukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus.
·         Imunisasi ibu terhadap tetanus
·         Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.

2.1.3  Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
          Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas ini, antara lain sebagai:
·    Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi saat-saat kritis masa nifas.
·    Pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga.
·    Pelaksana asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawatan, pemantauan, penanganan masalah, rujukan, dan deteksi dini komplikasi masa nifas.

2.1.4  Tahapan Masa Nifas
   Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium intermedial dan remote puerperium.
1)      Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2)      Puerperium intermedial
Peurperium intermedial merupakn masa kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia, yang lamanya sekitar 6-8minggu.
3)      Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi . waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.

2.2     EVIDENCE BASED
2.2.1   Pengertian evidence based                                                                                                                p          p
Pengertian evidence based jika ditinjau dari pemenggalan kata ( inggris ) maka evidence based dapat diartikan sebagai berikut evidence adalah bukti atau fakta dan based adalah dasar. Jadi evidence based adalah praktik berdasarkan bukti.
Evidence based midwifery (pranctice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RSCM Harrogate, inggris 2003 (hemmings et al, 2003). Itu dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi.
Jadi pengertian evidence based midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis.

2.2.2  Manfaat Evidence Based
·         Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah.
·         Meningkatkan kompetensi (kognitif)
·         Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam memberikan asuhan yang bermutu.
·         Memenuhi kepuasan pasien yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.2.3  Perkembangan Evidence Based dalam Kebidanan Postnatal Care
   Pada proses asuhan masa nifas ada beberapa hal yang dahulunya bahkan sampai sekarang kita lakukan dan ternyata setelah dilakukan penelitian ternyata tidak bermanfaat dan bahkan merugikan pasien.
NO
Tindakan yang dilakukan
Sebelum EBM
Setelah EBM
1.
Pemakaian Tampon Vagina
Tampon menyerap pendarahan tapi tidak mengehentikan pendarahan.
Tampon dapat menyebabkan infeksi.

2.
Perawatan Terpisah (ibu dan bayi)
Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama.
Untuk mempererat bounding attachment.
3.
Pemakaian Gurita atau sejenisnya
Gurita untuk memperbaiki bentuk tubuh ibu
Gurita mempersulit pemantauan involusio rahim dan dapat menyebabkan infeksi.
4.
Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat dikasih alkohol dan betadine.
Perawatan tali pusat sekarang hanya menggunakan kasa steril.

          Dari tindakan diatas telah dilakukan penelitian sehingga dapat dikategorikan aman untuk asuhan pada ibu nifas dan bayi baru lahir hasil penelitiannya:
A.    Penggunaan Tampon Vagina
      Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menhentikan pendarahan, bahkan pendarahan tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi.

B.     Bounding Attacment
   Bounding Attacment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orangtua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam perawatannya. Kebutuhan untuk menyentuh dan disentuh adalah kunci dari insting primata. Bayi memepelajari lingkungan dengan membedakan sentuhan dan pengalaman dan benda yang lembut dan keras, sama halnya dengan membedakan suhu panas dan dingin.
   Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini:
a.       Kadar oksitosin meningkat
b.      Refleks menghisap dilakukan dini
c.       Pembentukkan kekekbalan aktif dimulai.
d.      Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak

Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan Bouding Attachment
a.       Dilakukan segera
b.      Sentuhan orangtua pertama kali
c.       Kesehatan emosional orangtua
d.      Terlibat pemberian dukungan pada proses persalinan
e.       Adaptasi
f.Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak
g.      Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu dan memberi trasa nyaman.
h.      Penekanan pada hal-hal positif.
i.     Libatkan anggota keluarga
j.     Ionmformasi bertahap tentang bounding attachment

C.     Pemakaian Gurita dan Sejenisnya
   Wanita yang setelah melahirkan pasti ingin tubuhnya kembali seperti semula/ langsing. Maka darti itu kebanyakan orang inigin memakai gurita/stagen.
   Pada dasarnya, dunia kesehatan tidak menganjurkan setiap pasien bersalin untuk memakai stagen atau gurita. Stagen atau gurita tidak memberikan efek positif dalam mengecilkan atau mengencangkan perut karena sifatnya yang pasif. Pada saat memakai stagen atau gurita perut memang terasa kencang, namun setelah dilepas perut akan kendur seperti semula.
   Ibu yang melahirkan melalui proses operasi, dan jahitan berada di tengah perut paling tidak memakai gurita setelah satu minggu setelah persalinan. Ini untuk memberi waktu agar jahitan bekas operasi kering. Karna jika memakai gurita pada jahitan masih basahakan membuat jahitan akan parah, jahitan bisa terbuka kembali, atau bahkan bernana dan akan berakibat infeksi.
   Saat hamil otot-otot menjadi kendur, khususnya otot dinding perut dan dasar panggul. Untuk mengatasinya, jalan paling baik dan sehat adalah dengan senam atau berolahraga yang dapat kembali mengencangkan otot dinding perut.
   Pengencangan otot panggul bisa juga melakukan senam kegel. Senam kegel berfungsi untuk menguatkan otot-otot dasar panggul dan saluran kemih yang mampu mencegah mengompol ketika persalinan berlangsung. Dan juga bisa melakukan dengan senam nifas  yang dilakukan seusai melahirkan. Senam ini lebih bermanfaat untuk mengembalikan kekencangan perut usai melahitkan, dengan cara yang tidak menyiksa dan jauh lebih sehat

D.    Perawatan Tali Pusat
   Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membandingkan cara penanganan tidak ada peningkatan kejadian infeksi pada  laka tali pusat dibiarkan dan tidak melakukan apapun selain membersihkan tali pusat dengan air bersih. Untuk di waspadai bagi negara-negara yang beriklim tropis, penggunaain alkohol yang populer dan terbukti ekfektif di daerah panas alkohol mudah menguap dan menjadi openurunan aktifitasnya,
   Bedak antiseptik tuja dapat kehilangan efektifitasnya terutama dalam suasana kelembapan tinggi (apabila tidak dijaga). Sehingga penggunaan bahan tersebut dapat meningkatkan infeksi, kecuali bila obat tersebut dapat dijaga agar tetap kering dan dingin. Kerena tidak ada bukti kuat dari penggunaan alkohol tersebut mahal serta sulit untuk mendapat bahan yang berkualitas, untuk sementara agar ibu nifas membiarkanluka tali pusat mengagering sendiri. Hasil penelkitian tersebut diatas menunjukan bahwa dewngan membiarkan talipudsat mengering sendiri dan hanya membersikan tiap hari dengan air bersih , merupakan cara paling cost effektive untuk perawatan tali pusat.
   Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubukan apapun di sekitar tali pusat karena dapaty menyebabkan infeksi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kelembaban (akibat penyerapan dari bahan tersebut ) badan bayi sehingga menciptakan kondisi yang ideal untuk tumbuhnya bakteri. Penting untuk dinasehatkan kepada ibu agar tidak membubuhkan apapun dan hendaknya tali pusat dibiarkan membuka agar tetap keringatau dibalut dengan kasa kering.












BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
   Berdasarkan tingginya AKI dan perinatal yang dialami sebagian besar negara berkembang . maka WHO menetapkan  salah satu usaha yang dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannya praktek berdasarpada evidenc based.

3.2     Saran
   Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, akan pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam memberikan pelayanan  kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKIdan AKB.
 

0 komentar:

Blogger Template by Clairvo