NO
|
Tindakan yang dilakukan
|
Sebelum EBM
|
Setelah EBM
|
1.
|
Pemakaian Tampon Vagina
|
Tampon menyerap pendarahan tapi tidak mengehentikan pendarahan.
|
Tampon dapat menyebabkan infeksi.
|
2.
|
Perawatan Terpisah (ibu dan bayi)
|
Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama.
|
Untuk mempererat bounding attachment.
|
3.
|
Pemakaian Gurita atau sejenisnya
|
Gurita untuk memperbaiki bentuk tubuh ibu
|
Gurita mempersulit pemantauan involusio rahim dan dapat
menyebabkan infeksi.
|
4.
|
Perawatan Tali Pusat
|
Perawatan tali pusat dikasih alkohol dan betadine.
|
Perawatan tali pusat sekarang hanya menggunakan kasa steril.
|
Selasa, 22 Desember 2015
EVIDENCE BASED PADA MASA NIFAS
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
1.
Winda Elvia NPM 14.15402.12.26
2.
Icha Masrira NPM 14.15402.12.27
3.
Diah Dewi Asih NPM 14.15402.12.28
4.
Lucy Apriani NPM 14.15402.12.29
5.
Poppy Sawitri NPM 14.15402.12.30
6.
Ridho Affelita NPM 14.15402.12.31
7.
Desi Puspita Sari NPM 14.15402.12.32
8.
Riska Umami NPM 14.15402.12.33
9.
Ayu Restu Kinanti NPM 14.15402.12.34
10. Puja Lestari NPM 14.15402.12.35
11. Mirna NPM 14.15402.12.36
12. Indah Sari NPM 14.15402.12.37
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan
kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Eviden Based” ini dengan lancar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir
atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat
diselesaikannya makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang jauh lebih baik.
Penulis berharap, dengan membaca
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah
wawasan kita mengenai masa nifas
dan eviden based, khususnya bagi penulis.
Palembang,
Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang…………………………………………………………..………..1
1.2
TujuanPenulisan
………………..............……………………………………......1
1.3
Manfaat……………………………………………………………….…………..2
PEMBAHASAN
2.1
Masa Nifas………………………………………………………………………3
2.2
Evidenbce Based………………………………………………………………..4
PENUTUP
3.1
Kesimpulan……………………………………………..………………..……...
10
3.2
Saran…………………………………………………………..…………….
…..10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu
kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal.
Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalianan, dan
kala nifas sertapemerian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan
sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi dalam keadaan normal.
Dikemukakan
bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu Negara untuk
memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia, merupakan Negara yang angka kematian
ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan segera untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan
perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.
EBM
didirikan Oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat professional
dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorietasi akademis. EBM secara
resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti
pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003. Itu dirancang untuk membantu bidan dalam
mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama
meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi.
1.2
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui lebih jelas tentang konsep nifas.
2. Untuk
mengetahui Informasi Eviden Based pada masa nifas.
1.3
Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa
mampu memahami konsep pada ibu nifas dan mengaplikasikannya.
2. Mahasiswa
mampu meningkatkan pengetahuan tentang evidence based pada masa nifas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MASA NIFAS
2.1.1 Pengertian
Masa Nifas
Masa nifas adalah
masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali sepeti keaadaan semula( sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara
fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun
jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup
kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.
2.1.2 Tujuan
Asuhan Masa Nifas
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk:
·
Meningkatkan
kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu.
·
Pencegahan diagnosa
·
Merujuk ibu
keasuhan tenaga ahli bilamana perlu
·
Medukung dan
memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan
perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus.
·
Imunisasi ibu
terhadap tetanus
·
Mendorong pelaksanaan
metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta peningkatan pengembangan
hubungan yang baik antara ibu dan anak.
2.1.3 Peran dan
Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Peran dan tanggung jawab bidan dalam
masa nifas ini, antara lain sebagai:
· Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam
menghadapi saat-saat kritis masa nifas.
· Pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan
terhadap ibu dan keluarga.
· Pelaksana asuhan kepada pasien dalam hal tindakan
perawatan, pemantauan, penanganan masalah, rujukan, dan deteksi dini komplikasi
masa nifas.
2.1.4 Tahapan Masa
Nifas
Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium intermedial dan remote puerperium.
1) Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal
ini ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium intermedial
Peurperium intermedial merupakn masa kepulihan menyeluruh
alat-alat genitalia, yang lamanya sekitar 6-8minggu.
3) Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi . waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama
berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.
2.2 EVIDENCE BASED
2.2.1 Pengertian evidence based p p
Pengertian
evidence based jika ditinjau dari pemenggalan kata ( inggris ) maka evidence
based dapat diartikan sebagai berikut evidence adalah bukti atau fakta dan based
adalah dasar. Jadi evidence based adalah praktik berdasarkan bukti.
Evidence based
midwifery (pranctice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu
mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan
berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal
mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RSCM Harrogate,
inggris 2003 (hemmings et al, 2003). Itu dirancang untuk membantu bidan dalam
mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama
meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi.
Jadi
pengertian evidence based midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan
berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang
sistematis.
2.2.2 Manfaat Evidence Based
·
Keamanan bagi
nakes karena
intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah.
·
Meningkatkan
kompetensi (kognitif)
·
Memenuhi tuntutan
dan kewajiban sebagai profesional dalam memberikan asuhan yang bermutu.
·
Memenuhi kepuasan pasien yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.2.3 Perkembangan Evidence Based dalam Kebidanan Postnatal Care
Pada proses asuhan masa nifas ada beberapa hal yang dahulunya
bahkan sampai sekarang kita lakukan dan ternyata setelah dilakukan penelitian
ternyata tidak bermanfaat dan bahkan merugikan pasien.
Dari tindakan diatas telah dilakukan
penelitian sehingga dapat dikategorikan aman untuk asuhan pada ibu nifas dan
bayi baru lahir hasil penelitiannya:
A. Penggunaan Tampon Vagina
Tampon vagina
menyerap darah tetapi tidak menhentikan pendarahan, bahkan pendarahan tetap
terjadi dan dapat menyebabkan infeksi.
B. Bounding Attacment
Bounding
Attacment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi pada
menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini
kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada
proses ini penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari
orangtua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam perawatannya.
Kebutuhan untuk menyentuh dan disentuh adalah kunci dari insting primata. Bayi
memepelajari lingkungan dengan membedakan sentuhan dan pengalaman dan benda
yang lembut dan keras, sama halnya dengan membedakan suhu panas dan dingin.
Menurut Klaus,
Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari
kontak dini:
a. Kadar oksitosin meningkat
b. Refleks menghisap dilakukan dini
c. Pembentukkan kekekbalan aktif dimulai.
d. Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak
Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan Bouding Attachment
a. Dilakukan segera
b. Sentuhan orangtua pertama kali
c. Kesehatan emosional orangtua
d. Terlibat pemberian dukungan pada proses persalinan
e. Adaptasi
f.Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk
merawat anak
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam
memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu dan memberi trasa
nyaman.
h. Penekanan pada hal-hal positif.
i. Libatkan
anggota keluarga
j. Ionmformasi
bertahap tentang bounding attachment
C. Pemakaian Gurita dan Sejenisnya
Wanita yang
setelah melahirkan pasti ingin tubuhnya kembali seperti semula/ langsing. Maka
darti itu kebanyakan orang inigin memakai gurita/stagen.
Pada dasarnya,
dunia kesehatan tidak menganjurkan setiap pasien bersalin untuk memakai stagen atau
gurita. Stagen atau gurita tidak memberikan efek positif dalam mengecilkan atau
mengencangkan perut karena sifatnya yang pasif. Pada saat memakai stagen atau
gurita perut memang terasa kencang, namun setelah dilepas perut akan kendur
seperti semula.
Ibu yang
melahirkan melalui proses operasi, dan jahitan berada di tengah perut paling
tidak memakai gurita setelah satu minggu setelah persalinan. Ini untuk memberi
waktu agar jahitan bekas operasi kering. Karna jika memakai gurita pada jahitan
masih basahakan membuat jahitan akan parah, jahitan bisa terbuka kembali, atau
bahkan bernana dan akan berakibat infeksi.
Saat hamil
otot-otot menjadi kendur, khususnya otot dinding perut dan dasar panggul. Untuk
mengatasinya, jalan paling baik dan sehat adalah dengan senam atau berolahraga
yang dapat kembali mengencangkan otot dinding perut.
Pengencangan otot panggul bisa juga melakukan
senam kegel. Senam kegel berfungsi untuk menguatkan otot-otot dasar panggul dan
saluran kemih yang mampu mencegah mengompol ketika persalinan berlangsung. Dan
juga bisa melakukan dengan senam nifas
yang dilakukan seusai melahirkan. Senam ini lebih bermanfaat untuk
mengembalikan kekencangan perut usai melahitkan, dengan cara yang tidak
menyiksa dan jauh lebih sehat
D. Perawatan Tali Pusat
Banyak pendapat
tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Telah dilaksanakan beberapa uji
klinis untuk membandingkan cara penanganan tidak ada peningkatan kejadian
infeksi pada laka tali pusat dibiarkan
dan tidak melakukan apapun selain membersihkan tali pusat dengan air bersih.
Untuk di waspadai bagi negara-negara yang beriklim tropis, penggunaain alkohol
yang populer dan terbukti ekfektif di daerah panas alkohol mudah menguap dan
menjadi openurunan aktifitasnya,
Bedak antiseptik
tuja dapat kehilangan efektifitasnya terutama dalam suasana kelembapan tinggi
(apabila tidak dijaga). Sehingga penggunaan bahan tersebut dapat meningkatkan
infeksi, kecuali bila obat tersebut dapat dijaga agar tetap kering dan dingin.
Kerena tidak ada bukti kuat dari penggunaan alkohol tersebut mahal serta sulit
untuk mendapat bahan yang berkualitas, untuk sementara agar ibu nifas
membiarkanluka tali pusat mengagering sendiri. Hasil penelkitian tersebut
diatas menunjukan bahwa dewngan membiarkan talipudsat mengering sendiri dan
hanya membersikan tiap hari dengan air bersih , merupakan cara paling cost
effektive untuk perawatan tali pusat.
Bidan hendaknya
menasehati ibu agar tidak membubukan apapun di sekitar tali pusat karena dapaty
menyebabkan infeksi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kelembaban (akibat
penyerapan dari bahan tersebut ) badan bayi sehingga menciptakan kondisi yang
ideal untuk tumbuhnya bakteri. Penting untuk dinasehatkan kepada ibu agar tidak
membubuhkan apapun dan hendaknya tali pusat dibiarkan membuka agar tetap
keringatau dibalut dengan kasa kering.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tingginya
AKI dan perinatal yang dialami sebagian besar negara berkembang . maka WHO
menetapkan salah satu usaha yang dapat
mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannya praktek berdasarpada evidenc based.
3.2 Saran
Diharapkan akan
adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, akan pengetahuan
berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada ibu dan anak
dalam upaya penurunan AKIdan AKB.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: